Ketika hujan mareka duduk merenungi nasib,tubuhnya membasahi saat tidur,hati teringat kepada mereka yang rumahnya tidak layak huni,mereka mempuyai hak dari negara tapi hak nya di rampas dan di perjual belikan oleh oknum tertentu, apakah ini kezhaliman atau memang negeri ini dalam masa transisi.
Dalam sehari-hari selayaknya pemimpin turun dalam masyarakat melihat kondisi yang haru hara, makan saja kadangkala tidak ada apalagi lapangan kerja untuk menafkahi keluarganya sehingga mereka tinggal di rumah yang tidak layak,namun kepasrahan mereka dalam perjuangan membuat hati kuat dan berfikir kenapa ini masih ada padahal kita daerah otonomi,padahal permainan oknum yang membuat tambah miskin dan makin menderita, seringkala kita dengar atas nama rakyat namun padahal kepentingan diri semata,apakah ini yang dinamakan keadilan sosial atau kepentingan pribadi.
Apabila moral oknum pemimpin beserta mantan tim sukses banyak melakukan permainan dalam membangun perubahan untuk rakyat sengsara,sampai kapanpun tidak akan selesai persoalan sosial dalam masyarat,karena tanpa keikhlasan dan pertimbangan untuk membatu maka semua sama membuat ke zaliman muslihat atas nama rakyat.
Bekerja dengan ikhlas dan mencoba menuntaskan persoalan umat memang berat namun janganlah ada dusta antara kita, membagikan proyek sesama untuk merampaskan hak dan kewajiban rakyat yang masih tertindas, sebenarnya keadilan bisa di wujudkan di tangan pemimpin baru, namun banyak campur tangan dan persoalan maka beginilah nasib sang kaum duafa.
Melahirkan gagasan untuk perubahan itu tidak mudah dalam sistem dan perlu dukungan dari semua pemikir perubahan termasuk pemuda ,aktor politik, akademisi dan stakeholder lainnya ,kini semua terpisahkan hanya ada sebuah nama untuk nama.
Dinegeri ini semua orang menanti perubahan, maka kritikan adalah suatu masukan menuju perubahan bukan untuk di bungkam karena hanya karena ada kekuasaan,inilah nilai kepemimpinan masa depan yang harus di perjuangkan untuk rakyat agar hak dan kewajibannya jangan di rampas oleh oknum hanya demi kepentingan.
Semua yang kita pimpin pasti kita pertanggung jawabkan kelak dihadapan ilahi rabbi,maka jalankan amanah rakyat sesuai aturan dan anjuran dalam alquran dan hadis,hidup dalam kemewahan silahkan namun jangan rampaskan hak orang yang miskin tetapi layani mereka sebagai rakyat ,jangan bunuh mereka dengan perpolitikan balas jasa dan kembalikan modal,karena mereka menanti harapan walau saat pilkada beda pilihan ketika sudah jadi pemimpin jadilah insan pembawa keadilan tanpa keterpihakan.
Dalam hal ini antara hak dan kewajiban perlu prefesional dalam pelayanan,tatapan keadilan pemerintahan merupakan mimpi rakyat yang masih dalam keterpurukan, mari kita selesaikan hak para kaum duafa.
Semoga wakil rakyat, pemimpin rakyat selalu dalam lindungan rabbi agar persoalan di dalam masyarakat selesai dan segenap elemen masyarakat, pemuda ,mahasiswa harus mengawal roda pemerintahan di aceh ini guna kelanjutan pembangunan bangsa dari keterpurukan dan penjajahan oknum tertentu.
Ditulis Oleh : Azhari,S.SY (Ketua Gerakan Pemuda Peduli Masyarakat)