Sejarah lalu pengalaman masa kini ,perperangan di Aceh sudah berlalu derita di Aceh sampai hari ini ,saksi masih ada mulai pembunuhan,pemerkosaan,pembakaran dan lain lain,sehingga ini perlu di perhatikan 11 tahun sudah damai Aceh, apa yang di rasakan rakyat kecil di desa baik korban dan yang di korbankan.
Di depan orang tua anaknya di bunuh di depan orang tua anaknya di perkosa , adakah mata hati para pemengang jabatan sesudai damai untuk mareka,bayang- bayang perperangan masih ada di setiap pikiran troma besar melihat baju loreng dan sebagainya seolah itu akan terulagi lagi di bumi ini.
Namun perjalanan dan kebiadaban masa itu lebih dari PKI kenapa tidak pernah ada keadilan dan melanggar HAM bagi mareka ,kini kasus aceh mulai ara kundo,KKA,Rumoh Geudong dan seluruh Aceh pernah jadi bumerang palang piasan TNI masa Itu membunuh Rakyat yang tidak berdosa dengan dalih Anggota GAM.
Kini masa perjuangan hanya tinggal nama ,penyesalan mulai terjadi lintas pasukan saat akhir perdamaian saling melupakan kepentingan rakyat sehingga masa lalu seolah tiada guna, masa kini semua harus di rebut dan di tegakkan kembali nanun semua berakhir saat perpecahan terjadi.
Alangkah baiknya yang lalu kita kenang ,dara syuhada keluar demi tegaknya islam di Aceh, harga diri masyarakat Aceh, martabat bagi rakyat di bumi serambi mekah ,apakah ini kita lupakan atau kita bersatu kembali memperjuangkan yang di dambakan oleh sang leluhur demi rakyat bukan atas nama rakyat .
Perperangan memang sudah selesai dalam damai namun perjuangan belum selesai di perdamain ini,maka para anak syuhada bangsa Aceh, tokoh Aceh, kombatan Gam mari kita buka diri memikirkan yang sudah hilang merebut kembali kebenaran bukan jabatan untuk kepalsuan dan ketenaran ,disinilah awal strategi baru memperjuangkan hak rakyat baik anak nyatim dan fakir miskin bukan kepentigan kelompok dan pribadi.
Yakinlah dulu kita berjuang sukses bersama rakyat bukan dengan dukungan kelompok bilabhari ini kita jauh dari rakyat maka kehancuran lrbih akan kita rasakan sebagaiman perjanjian LAMTEH yang dulunya.
Wajah baru harapan baru keinginan rakyat, bukan wajah pencuri uang rakyat sudah cukup rakyat di jajah masa komflik jangan kita jajah kembali saat kita memengan kekuasaan dan jabatan, mari kita renungi sebelum kita mati meninggalkan dunia ini akankah benar kita lakukan atau salah .
Maka dengan tulisan ini saya sebagai generasi Aceh yang pernah merasakan komflik Aceh bagai mana ,derita ,merana dan sedih itu belum bisa hilang walau ingin di hilangkan oleh sekelompok orang namun ingin mengigat kembali pada kita semua jangan mudah lupa akan sejarah karena sejarah mengajarkan kita ilmu dan pengalaman sehingga kita jangan mudah di tipu dengan uang dan jabatan sehingga mudah kita lupakan bangsa di bumi ini.
Salam hormat kami dan Terimakasih pada para pejuang bangsa Aceh sehingga keyaman dan keamanan bisa di rasa oleh generasi baru ini
TTD
Ketua Gamna Bireuen
Di depan orang tua anaknya di bunuh di depan orang tua anaknya di perkosa , adakah mata hati para pemengang jabatan sesudai damai untuk mareka,bayang- bayang perperangan masih ada di setiap pikiran troma besar melihat baju loreng dan sebagainya seolah itu akan terulagi lagi di bumi ini.
Namun perjalanan dan kebiadaban masa itu lebih dari PKI kenapa tidak pernah ada keadilan dan melanggar HAM bagi mareka ,kini kasus aceh mulai ara kundo,KKA,Rumoh Geudong dan seluruh Aceh pernah jadi bumerang palang piasan TNI masa Itu membunuh Rakyat yang tidak berdosa dengan dalih Anggota GAM.
Kini masa perjuangan hanya tinggal nama ,penyesalan mulai terjadi lintas pasukan saat akhir perdamaian saling melupakan kepentingan rakyat sehingga masa lalu seolah tiada guna, masa kini semua harus di rebut dan di tegakkan kembali nanun semua berakhir saat perpecahan terjadi.
Alangkah baiknya yang lalu kita kenang ,dara syuhada keluar demi tegaknya islam di Aceh, harga diri masyarakat Aceh, martabat bagi rakyat di bumi serambi mekah ,apakah ini kita lupakan atau kita bersatu kembali memperjuangkan yang di dambakan oleh sang leluhur demi rakyat bukan atas nama rakyat .
Perperangan memang sudah selesai dalam damai namun perjuangan belum selesai di perdamain ini,maka para anak syuhada bangsa Aceh, tokoh Aceh, kombatan Gam mari kita buka diri memikirkan yang sudah hilang merebut kembali kebenaran bukan jabatan untuk kepalsuan dan ketenaran ,disinilah awal strategi baru memperjuangkan hak rakyat baik anak nyatim dan fakir miskin bukan kepentigan kelompok dan pribadi.
Yakinlah dulu kita berjuang sukses bersama rakyat bukan dengan dukungan kelompok bilabhari ini kita jauh dari rakyat maka kehancuran lrbih akan kita rasakan sebagaiman perjanjian LAMTEH yang dulunya.
Wajah baru harapan baru keinginan rakyat, bukan wajah pencuri uang rakyat sudah cukup rakyat di jajah masa komflik jangan kita jajah kembali saat kita memengan kekuasaan dan jabatan, mari kita renungi sebelum kita mati meninggalkan dunia ini akankah benar kita lakukan atau salah .
Maka dengan tulisan ini saya sebagai generasi Aceh yang pernah merasakan komflik Aceh bagai mana ,derita ,merana dan sedih itu belum bisa hilang walau ingin di hilangkan oleh sekelompok orang namun ingin mengigat kembali pada kita semua jangan mudah lupa akan sejarah karena sejarah mengajarkan kita ilmu dan pengalaman sehingga kita jangan mudah di tipu dengan uang dan jabatan sehingga mudah kita lupakan bangsa di bumi ini.
Salam hormat kami dan Terimakasih pada para pejuang bangsa Aceh sehingga keyaman dan keamanan bisa di rasa oleh generasi baru ini
TTD
Ketua Gamna Bireuen