(Tinjauan dan penelitian sosial keluarga dalam masyarakat)
Kehidupan panca warna ,indah dan pedih itulah kehidupan ,di hadapan mata kita memandang Kebayakan oknum suami istri lupa ortu sendiri dan pada martua sesudah bekeluarga, secara fakta seberapa pilihan yang kita lihat serve kecil seluruh nya hanya menerima suami/istri dan anak saja , sedikit orang pernah menayakan,melihat keadaan keluarga khusus ortu masing-masing sesudah ada keluarga sendiri apa lagi nikah jauh dari ortu .
Dari keadaan sosial kenapa tega anak menitip ibu/ayah ke panti sosial, terbengkalai sendiri di rumah/gubuk kecil tampa yang merawat , kadang anaknya mampu,adakala anak tidak mampu,namun itu bukan kendala seberapa kita punya harta atau tidak,namun ingat ortu saat kita kecil apapun demi anaknya mareka sisihkan agar kita tidak lapar dan terlupakan kasih sayang.namun saat ananya besar ibu sudah tua mudahnya mareka campak begitu saja.
Dalam hal ini indikator memilih pasangan bukan hanya menerima kita saja tapi cek fakta masa taaruf apa gerakan dia,apakah bisa menerima keluarga masing2 secara bersama , namun secara analisis sosial ortu terbengkalai dan di campakkan walau ada anak dan menantu akibat salah memilih karena kurangnya ilmu agama hingga suami berdosa lupa akan tanggung jawab anak terhadap ortu dan melepaskan tanggung jawab untuk ortu..
Dalam hal ini yang sudah berkeluarga pulang dan berbakti pada ortu dan minta maaf pada ortu dan mohon ampun pada Allah SWT apa yang sudah terjadi ,yang lalu jadi ilmu kedepannya dan perubahan.
Semoga Allah SWT memberikan yang belum nikah istri/suami yang Menerima keluarga apa adanya dan selalu berjungjung tinggal ukhuwah untuk meraih ridha Allah SWT.
Ingat :Satu orang ibu mampu merawat 10 anak tapi 10 anak belum tentu mampu merawat 1 ibu.
(Mohon maaf pembaca bila salah,ini hanya tulisan dan keadaan yang terlihat saat dalam gerakan)semoga bermanfaat.
Penulis
Azhari
Mahasiswa pasca hukum keluarga islam
Kehidupan panca warna ,indah dan pedih itulah kehidupan ,di hadapan mata kita memandang Kebayakan oknum suami istri lupa ortu sendiri dan pada martua sesudah bekeluarga, secara fakta seberapa pilihan yang kita lihat serve kecil seluruh nya hanya menerima suami/istri dan anak saja , sedikit orang pernah menayakan,melihat keadaan keluarga khusus ortu masing-masing sesudah ada keluarga sendiri apa lagi nikah jauh dari ortu .
Dari keadaan sosial kenapa tega anak menitip ibu/ayah ke panti sosial, terbengkalai sendiri di rumah/gubuk kecil tampa yang merawat , kadang anaknya mampu,adakala anak tidak mampu,namun itu bukan kendala seberapa kita punya harta atau tidak,namun ingat ortu saat kita kecil apapun demi anaknya mareka sisihkan agar kita tidak lapar dan terlupakan kasih sayang.namun saat ananya besar ibu sudah tua mudahnya mareka campak begitu saja.
Dalam hal ini indikator memilih pasangan bukan hanya menerima kita saja tapi cek fakta masa taaruf apa gerakan dia,apakah bisa menerima keluarga masing2 secara bersama , namun secara analisis sosial ortu terbengkalai dan di campakkan walau ada anak dan menantu akibat salah memilih karena kurangnya ilmu agama hingga suami berdosa lupa akan tanggung jawab anak terhadap ortu dan melepaskan tanggung jawab untuk ortu..
Dalam hal ini yang sudah berkeluarga pulang dan berbakti pada ortu dan minta maaf pada ortu dan mohon ampun pada Allah SWT apa yang sudah terjadi ,yang lalu jadi ilmu kedepannya dan perubahan.
Semoga Allah SWT memberikan yang belum nikah istri/suami yang Menerima keluarga apa adanya dan selalu berjungjung tinggal ukhuwah untuk meraih ridha Allah SWT.
Ingat :Satu orang ibu mampu merawat 10 anak tapi 10 anak belum tentu mampu merawat 1 ibu.
(Mohon maaf pembaca bila salah,ini hanya tulisan dan keadaan yang terlihat saat dalam gerakan)semoga bermanfaat.
Penulis
Azhari
Mahasiswa pasca hukum keluarga islam