Ketika dua lisme terjadi maju atau mundur tergantung bagaimana orang bersikap menyatukan dan berdamai mengwujudkan langkah yang pasti untuk kedewasaan dalam dinamika dan berinteraksi sesama mencapai puncak saling berlomba untuk maju dan yang baik untuk membesarkan masing-masing bukan untuk mencaci maki akibat salah gerakan dan gerangan dalam penentuan sikap dan langkah awal.
Maka kemajuan sebuah Lembaga tergantung pada aktor bukan pada faktor, kini bayak basis yang maju ketika inspirasi memajukan ada bukan razim menghancurkan saat sudah hancur menyalahkan orang yang tidak bersalah, bersatu atau menyatu bagaikan air dalam miyak sehingga impian sekelompok orang untuk memajukan hilang dari secuil kepentingan untuk jabatan.
Dalam dinamika bayak hal orang dapat ambil hikmah, yang bahwa niat yang baik akan lahir orang yang baik, bila niat sagat munafik maka perjalanan juga munafik saat menang di rasakan.
Berkubu bukan satu keindahan tapi dengan kubu bisa meindahkan permainan demi masa depan masing-masing tampa menzhalimi sesama untuk menciptakan permusuhan.
Bukankah hidup punya tujuan masing-masing di dunia kenapa harus ada perbedaan dan permusuhan, inilah perlu di bagun menset tampa mencemokan orang lain, menjatuhkan, seharusnya saling mendukung satu sama lain.
Di sinilah kejam dunia dalam politik, apalagi dalam perpecahan jangan sampai permusuhan karena silaturrahmi dalam islam itu anjuran.
Dari dinamika belajar kedewasaan dari perpecahan belajar persatuan, dari kehancuran belajar memperbaiki sehingga asut dan dengki hilang untuk saling menguatkan bukan untuk saling memusuhkan, namun arus kebaikan dan perbaikan harus di mulai dari sekarang.
Awal dari kemajuan niat yang murni untuk masa depan dari sekarang, kalau masih ada perbedaan dan permusuhan pasti salah satu jadi korban , yang maju yang diam yang berkata pasti ketinggalan,semua strategi akan jalan bila kita mau berjuang.
Selamat menyaksikan, bersatu atau berpecah, tahun baru perubahan baru.
