Pesta demokrasi mengajarkan masyarakat banyak hal dalam berdinamika menuju berproses bagi bangsa hingga sebagian jadi hobi atau cari rezeki, hakikat dalam masyarkat semua ada pilihan masing -masing di setiap kopetisi terjadi.
Hari demi hari semua terlewati dengan berbagi isu antar sesama dalam masyarakat, baik dan jelek itulah kadang permainan oknum politik untuk saling menjatuhkan mencari sensasi pembenaran menurut persepsi masing-masing sebagai gaya politik.
Di setiap kontes hingga akhir detik penentuan siapa menang dan kalah pasti ada hikmahnya baik pelaku atau yang di perlakukan, karena semua pasti ada timbal balik, bila menang jadi raja di sanjung dan banyak kerabat datang mengkuainya, sahabat dan pengikut karena ada perlunya semasa jabatan tapi tergangung oknumnya.
Namun Bila kalah pasti seperti abu tiada selalu setia seperti awal banyak sanjungan namun di kala kalah tinggallah tim yang setia namun inilah masa di mana oknum saat pesta demokrasi sebagi ajang cari rezeki karena ada kata oknum kalau bukan sekarang kita ambil bila sudah menang pasti lupa dan tidak di pedulikan lagi sepeti dia butuh masa itu, ada kala secara fakta benar.namun itu oknun
Maka Tidak mungkin sepihak salah tapi ada yang salah yang harus di perbaiki dari etika dan prilaku oknum pemain politik menuju rakyat percaya dan damai sesuai kata dan fakta , demi lahir jangan ada dusta antara kita.
Menset oknum rakyat rusak karena prilaku oknum yang berpolitik merusak citra itu sendiri tapi untuk merobah itu semua perlu pola dan cara yang sangat susah karena sudah di jadikan tradisi oleh oknum.
Bila tim sukses lurus dan ikhlas kadang oknum pelaku politik tidak mengigat dan kenal lagi sedekat apapun sejauh manapun apalagi orang yang berjasa maka inilah faktor utama bukan apa yang di berika tapi apa yang bisa di buat mengikat menjalin ukhuwah dan itulah sebanarnya yang bisa saling memahami dalam silaturahmi bukan pada uang yang di berikan saat di minta namun nilai jasa tidak bisa terukur karena di balik perjuangan ada pengorbanan yang di berikan.maka nilai itu tidak bisa di banyar dengan uang tapi dengan menghargai dalam bingkai silaturahmi .
Maka Hidup ada kala di atas kadang jatuh karena sikap dan kesombongan baik karena kaya atau menang, maka jangan lupa ingatan dalam setiap perjalanan, karena kebahagian atas proses bantuan orang lain baik doa dan ikhtiar bersama.
Maka Cara membalas jasa bukanlah dengan membayar saja tapi cara memghargai sangat perlu baik komunikasi dan silaturahmi bersama rakyat dan tim , uang bisa di cari tapi menghargai itu sulit ada pada oknum yang merasa ada untuk dihargai, jangan menumbuhkan penjilat baru sesudah berakhir , tapi tumbuhkan perilaku dan teladan baru dalam permainan politik untuk melayani rakyat bukan perlu saat pesta demokrasi mengatas namakan rakyat.
Memang Dunia penuh tipu daya banyak hal kita dapatkan dari alam dan sekitar namun pelajaran hidup tidak akan pernah berakhir selagi hidup, namun ambil hikmah atas prilaku oknum tersebut dan bila ALLAH titipkan amanah dalam kesuksesan maka ingat pelajaran masa lalu yang pernah terasakan jangan kembali mengulang memperlakukan orang seperti pernah di rasakan.
Sudah saat di Jadilan ilmu dan memutuskan rasa tidak hormat antar sesama walau kadang kata oknum pelaku politik sudah saya berikan masa itu namun semua sudah selesai maka di di tinjau dari segi moral tidak semua bisa demikian di perlakukan namun polesan menampakkan kebenaran demi menutupi kebohongan.
Semoga saja kita semua sebagai genaresi masa depan , yang akan datang bersiap diri dan prilaku yang baik demi masa depan cemerlang dan berdedikasi jadi teladan dan tokoh masyarakat di masa akan datang karena apa yang kita tanam itulah yang kita petik.
Jangan sia-sia masa sekarang Karena masa depan milik kita generasi sekarang, semoga Allah SWT mudahkan.salam perubahan.
Tulisan ini sebagai analisis sosial politik dalam masyarakat, saran masukan demi kesempurnaan silahkan di komentar.