Aceh daerah paling ujung di indonesia bermacam suku dan bahasa kini bersatu padu dalam NKRI, sejarah Aceh berbeda dengan yang lain mempunyai nilai khas khusus dan budaya yang kuat dan kini Aceh di kenal di seluruh dunia berbagai daerah Aceh Serambi mekah.
Tiga puluh tahun lebih Aceh konflik masa lalu dan berakhir pada 15 Agustus 2005 menandatangani perjanjian damai di Helsinki, Finlandia antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Republik Indonesia (RI).
Di Aceh Kini pada setiap tanggal 15 agustus seluruh Aceh melakukan peringatan hari damai Aceh, dengan bermacan ucapan di sosmed, baik doa bersama dan lainya di lakukan oleh masyarakat.
Kini sudah 16 tahun Aceh damai terjadi di bumi serambi mekah pasca konflik yang panjang hingga terjadi MOU Helsinki yang di wakil oleh tokoh GAM dan RI masa itu dunia mengetahui sejarah itu.
Ketika Aceh terjadi MOU Dulu banyak pihak meragukan jika perjanjian damai tidak dapat bertahan lama. Namun setelah melewati tahapan genting, berupa penarikan tentara, pemusnahan senjata, amnesti, reintegrasi, pengesahan UUPA dan pembentukan partai politik lokal, keraguan itu pelan-pelan sirna, lalu digantikan oleh gelombang optimisme untuk memerdekakan Rakyat dari masa suram konflik menuju sejahtera itu harapan awal semua elit GAM dan masyarakat.
Walaupun isu kesan menakutkan akan tetapi konflik tetap masih ada dibenak masyakat Aceh ataupun luar Aceh hingga kini.
Namun kesan dan kisah sejarah konflik Aceh ini hampir tidak diketahui oleh banyak generasi milineal Aceh saat ini dan seperti di hilangkan semua bukti kejadian masa lalu, seolah damai Aceh hari ini ada sendiri dan para pemangku pemerintah seolah itu semua tidak penting sejarahnya (bukti nyata di pelajaran muata lokal tidak ada) .
Yang kini Mereka cenderung lalai mengisi perdamaian dalam renungan mempergunakan waktu dan kesempatan untuk SDM Aceh hebat dan mareka oknum penikmati hasil konflik Aceh yang ada dalam kekuasaan tidak tau menua untuk sejarah Aceh, padahal perdamaian yang tercipta ini penuh liku dan oknum pemerintah membiarkan rakyat dan generasi begitu saja.
Maka kesepakatan damai antara Pemerintah RI dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005 momentum ke 16 tahun ini harus terbuka mata dan pikiran mengwujudkan gagasan untuk perubahan dan cita-cita semasa dalam hutan untuk masyarakat hidup dalam syariat dan menjaga marwah dan harkat martabat bangsa demi ACEH jaya dan rakyat adil makmur sejahtera .
Maka dengan Kesepakatan di Helsinki pasca bencana dahsyat gempa dan tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 itu merupakan komitmen untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat hingga sudah 16 tahun kita rasakan aman damai seperti hari ini.
Perlu kita ingat bahwa terjalinnya perdamaian ini, mau mengakhiri konflik bersenjata yang telah menelan ribuan korban jiwa dan harta rakyat Aceh di provinsi ujung paling barat Indonesia bukan sebuah hal yang mudah dengan bermacam proses , namun dengan izin Allah SWT semua lancar dan bisa kita rasakan pada sekarang.
Perdamaian Aceh Kini sudah berjalan 16 tahun dan berbagai pihak optimistis akan terus berlangsung untuk menyongsong masa depan yang lebih baik bagi Aceh yang kini berstatus provinsi berotonomi namun kini persoalan aceh belum selesai dari kemiskinan seperti kita ketahui bersama .
Maka seluruh masyarakat jangan sampai terganggu dengan hal-hal kecil yang dapat merusak perdamaian Aceh kedepanya, karena banyak hal besar yang sudah dicapai pasca damai Aceh dan Perlu juga masih banyak lagi hal-hal besar yang harus di kita cari solusi untuk rakyat jangan sampai otsus Aceh dinikmati oleh oknum penjabat saja namun rakyat tetap sengsara inilah saatnya rakyat harus bagun bersatu dan kawal gerakan pemerintah yang harus memihak pada rakyat jangan sampai konflik terjadi sesama di Aceh karena uang.
Perlu kita ingat bahwa pahitnya rakyat dalam konflik di desa saat Aceh di banda konflik seolah perang ini tidak akan berakhir namun pepatah aceh pernah berkata "pat hujeun yang han pirang, pat prang yang hana reda" (Mana hujan yang tidak berhenti dan mana ada perang yang tidak berakhir, namun berkat doa ulama, para syuhada , anak nyatim dan janda sehingga Allah SWT kabulkan dan kini damai Aceh kita Rasakan, apakah akan abadi ?ini ada pada diri kita bangsa Aceh.
Kini semua elemen para elit Aceh memikirkan dan menyadari bahwa masih adanya eks kombatan GAM dan korban pasca konflik melanda Aceh pada masa silam yang belum tersentuh kepedulian namun ini perlu perhatian khusus bagi pemerintahan Aceh, atau sahabat seperjuangan yang ada jabatan di DPR lihat dan advokasi hak mareka apalagi untuk masyarakat yang hari ini masih tidak jelas nasibnya.
Maka semua komponen para elit Aceh juga harus mengupayakan untuk mensejahterakan masyarakat Aceh tentunya dengan program yang merakyat baik eks kobatan Gam dan rakyat umunya harus sejahtera sudah cukup dana otsus di korupsi mari sadarlah darah, harta, nyawa hilang damai ini baru ada , berpihak lah pada rakyat.
Maka karena itu kita harus bersatu meminta pemerintah pusat untuk segera merealisasi butir-butir perjanjian MoU Helsinki, saat nanti semua di realisasi maka jaga amanah rakyat dan kelola dengan baik , walaupun realisasi perjanjian itu belum maksimal berjalan dan pemerintah Aceh harus serius untuk mmeningkatkan ekonomi rakyat, di momentum 16 tahun damai Aceh ini semua harus di evaluasi jangan sampai glonjak konflik terulang di bumi serambi mekah.
Di hari momentum damai Aceh 15 agustus nanti di mana damai Aceh 16 tahun , Kini Aceh telah berubah dan keadaan semakin kondusif, yang dulu Aceh kelam semasa konflik bersenjata, perlahan mulai membangun diri dan menampilkan wajah yang lebih humanis dan maju hari kedepanya .
Namun sudah saatnya 16 tahun Aceh damai dan ada otsus berlimpah, maka sungguh di sayangkan hasil kajian Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh masih bertahan sebagai provinsi termiskin di Pulau Sumatera. Kini penduduk miskin di aceh itu berjumlah 834 ribu orang atau 15,33%.
Dalam data BPS Aceh jumlah penduduk miskin di Aceh periode September 2020 hingga Maret 2021 mengalami penurunan secara persentase dari 15,43% menjadi 15,33%. Namun, secara angka, masyarakat miskin di Tanah Rencong itu bertambah.
"Pada bulan Maret 2021, jumlah penduduk miskin di Aceh sebanyak 834,24 ribu orang bertambah sebanyak 330 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2020 yang jumlahnya 833,91 ribu orang
Maka Dana otonomi khusus (Otsus) Aceh yang sudah pemerintah berikan sejak 2015-2020 Rp 47,6 triliun yang belum dimanfaatkan secara baik untuk perubahan dan cita-cita masa lalu menuju ke depanya.
Maka sudah saatnya ke depan (dana otsus) bisa digunakan untuk meningkatkan akses pasar yang lebih independen dan modern . Dari pada harus lewat Medan, Sumatera Utara lebih baik Aceh bangkit lintas sektor menuju Aceh jaya dan berkembang ke masa akan datang.
Oleh karena Untuk menanggulangi kemiskinan di Aceh, pemerintah Aceh harus serius untuk Aceh mulai sistem pelayanan dasar, baik pendidikan, kesehatan, maupun sanitasi air minum. Dan lainya dengan Tata kelolanya yang harus dirapikan.
Kita harap pemerintah Aceh harus melakukan pemberdayaan ekonomi dengan memberdayakan rakyat miskin melalui pemberdayaan sumber daya lokal, momentum hari peŕdamaian Aceh ini spirit Aceh maju dan jaya harus di atur dalam kekompakan dan saling mendukung.
Jangan sampai 16 tahun damai Aceh ini korupsi makin bertambah dan melalukan sesuatu selalu atas nama rakyat namun teryata yang menikmati paea elit dan oknum tertentu.
Maka perih dan pedihnya masa konflik Aceh masa lalu namun ke depannya perhatikanlah rakyat yang derita di pelosok desa, semua harus hadir untuk rakyat.
Semua ada waktunya untuk merdeka baik individu maupun rakyat, bila hari ini 16 tahun Aceh damai tidak bisa di kelola dengan baik maka tujuan mareka itu gagal dalam perdamaian ini.
Dulu kita katakan orang lain memimpin aceh, kini ada di tangan bangsa sendiri mau di bawa kemana dan apa hasilnya 16 tahun Aceh sudah ada otsus akankah rakyat makmur, atau oknum elit yang makmur.
Semoga hidayah terbuka bagi pemimpin rakyat Aceh beserta wakilnya di parlemen untuk terus memperjuangkan kepentingan rakyat, dengan Aceh maju dan jaya, bermartabat dan bersyariah , rakyat adil makmur serta dalam ridha Allah SWT sepanjang masa.
Sebelum kita meninggal Aceh ini pada genaresi 16 tahun damai Aceh, tulislah kisah masa lalu dan ajarkan sejarah ini jangan sampai kembali ke masa depan, cukup pedih dan derita di masa lalu, jangan sampai genaresi masa depan melakukan hal yang sama .
Terus lah maju dan memerdekakan diri dalam khazanah ilmu dan SDM yang menguasai dunia, maka Aceh akan merdeka sendiri di kemudian hari.
Selamat hari damai Aceh ke 16 tahun
Penulis
AZHARI
Kabid PU BADKO HMI ACEH
Ketua GERAKAN pemuda peduli masyarakat