Aroma kenangan masih membayangi,
seperti parfum lama yang tertinggal di lemari usang.
Jejakmu masih terukir di dinding hati,
samar tapi nyata, sebuah sketsa cinta yang tak terhapuskan.
Masa lalu berbisik di telinga,
mengulang melodi lagu cinta yang pernah kita nyanyikan bersama.
Senyummu, tawa kita, dan bisikan sayang masih terngiang,
seperti gema yang memantul di lorong waktu.
Mungkin kita bukanlah sepasang kekasih
yang ditakdirkan untuk selamanya,
tapi kenangan tentangmu tetap menjadi bintang di langit hati,
yang menuntunku melewati gelap malam.
Kini, aku berjalan di jalan yang berbeda,
tapi bayangmu masih menari di sudut-sudut ingatan.
Rindu yang tak terucap mengalun pelan,
seperti daun yang gugur tanpa suara, kembali pada tanahnya.
Jika waktu mengizinkan kita bertemu sekali lagi,
biarlah hanya dalam doa yang lirih terucap,
sebab cinta yang sejati tak selalu harus menggenggam,
kadang cukup dengan mengenang dalam diam.
