Dalam hidup ini, banyak orang mengejar harta, jabatan, dan ketenaran seolah-olah itu akan bertahan selamanya. Mereka bekerja siang dan malam, mengumpulkan kekayaan, memperluas pengaruh, dan membangun kehidupan yang terlihat megah. Namun, satu hal yang sering dilupakan: ketika ajal menjemput, semua yang kita kumpulkan akan ditinggalkan.
1. Harta Bisa Habis, Tapi Amal Tetap Mengalir
Sebanyak apa pun harta yang kita miliki, itu tidak akan berarti jika tidak digunakan untuk kebaikan. Rumah mewah, kendaraan mahal, tabungan berlimpah—semuanya akan kita tinggalkan. Yang akan menemani kita di alam kubur hanyalah amal, doa anak yang saleh, dan ilmu yang bermanfaat.
"Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)
Jadi, apakah kita sudah menanam amal yang akan tetap mengalir setelah kita tiada?
2. Jabatan dan Ketenaran Akan Dilupakan
Hari ini mungkin nama kita disebut-sebut, jabatan kita dihormati, dan kehadiran kita diinginkan. Tapi, setelah kita tiada, dunia akan tetap berjalan tanpa kita.
- Orang-orang akan berduka sebentar, lalu melanjutkan hidupnya.
- Jabatan yang kita banggakan akan digantikan orang lain.
- Nama kita mungkin hanya diingat oleh segelintir orang, lalu perlahan dilupakan.
Yang tersisa hanyalah jejak baik atau buruk yang kita tinggalkan.
3. Waktu yang Berlalu Tidak Bisa Dibeli
Harta bisa dicari lagi jika hilang. Namun, waktu yang telah berlalu tidak bisa dibeli kembali. Betapa banyak orang menyesal di akhir hidupnya karena terlalu sibuk mengejar dunia hingga melupakan:
- Waktu dengan keluarga yang kini tak bisa diulang.
- Kesempatan beribadah yang dulu dianggap sepele.
- Momen-momen sederhana yang ternyata lebih berharga dari harta.
Maka sebelum semuanya terlambat, gunakan waktu sebaik mungkin untuk hal yang benar-benar berarti.
4. Yang Kita Tabur, Itulah yang Kita Tuai
Jika kita hidup dengan kebaikan, kita akan meninggalkan kenangan yang baik. Jika kita hidup dengan keserakahan, orang akan mengingat kita dengan keburukan.
"Barang siapa yang menanam kebaikan, ia akan menuai kebaikan. Dan barang siapa menanam keburukan, maka ia akan menuai keburukan pula."
Jadi, apa yang ingin kita tinggalkan di dunia ini?
5. Kematian Itu Pasti, Persiapkanlah dengan Bijak
Kita tidak tahu kapan ajal akan datang, tapi yang pasti, ia akan tiba. Maka, persiapkan bekal terbaik:
✅ Perbanyak sedekah—harta yang kita belanjakan untuk kebaikan tidak akan sia-sia.
✅ Jaga silaturahmi—karena hubungan baik dengan manusia juga bagian dari ibadah.
✅ Jangan menunda bertaubat—karena tidak ada jaminan esok hari masih ada.
✅ Tinggalkan jejak baik—baik dalam ilmu, amal, maupun hubungan dengan sesama.
Kesimpulan
Harta habis, jabatan hilang, dunia tetap berjalan. Yang tersisa hanyalah amal dan kebaikan yang kita tinggalkan. Maka, jangan terlena dengan kesenangan dunia yang sementara, tetapi persiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal.
"Dunia hanya persinggahan, akhirat adalah tujuan."
Mari gunakan sisa waktu dengan sebaik-baiknya, karena yang kita kejar belum tentu abadi, tapi yang kita tinggalkan bisa menjadi penentu di akhirat nanti.