Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan misteri, perjuangan, dan harapan. Sejak kita lahir, kita mulai menapaki jalan panjang yang tak selalu lurus. Ada saat di mana kita merasa kuat, dan ada pula waktu di mana kita rapuh. Kita tumbuh, belajar, mencintai, kehilangan, dan mencari makna di setiap langkah yang kita ambil.
Di sepanjang perjalanan ini, kita dipenuhi dengan cita-cita—impian yang menjadi alasan kita melangkah lebih jauh. Cita-cita bukan hanya tentang profesi atau kesuksesan materi, tapi juga tentang bagaimana kita ingin dikenang, bagaimana kita ingin memberi arti bagi orang lain, dan bagaimana kita ingin hidup dengan penuh makna.
Namun, ada satu hal yang pasti: kematian. Bukan sebagai akhir, tapi sebagai batas yang mengingatkan kita bahwa waktu di dunia ini terbatas. Kematian bukan hanya tentang kehilangan, tapi juga tentang pelajaran—bahwa setiap momen berharga, bahwa setiap langkah sebaiknya punya makna, dan bahwa setiap impian harus dikejar sebelum semuanya berakhir.
Maka, dalam perjalanan ini, kita harus bertanya pada diri sendiri:
- Apakah kita hidup hanya untuk mengejar sesuatu yang fana, atau untuk meninggalkan sesuatu yang berarti?
- Apakah kita sudah cukup mencintai, berbagi, dan bersyukur?
- Jika hari ini adalah hari terakhir kita, apakah kita sudah menjalani hidup yang kita inginkan?
Hidup dan kematian adalah dua sisi dari satu perjalanan. Cita-cita adalah cahaya yang membimbing kita di antaranya. Yang terpenting, bukan seberapa lama kita hidup, tapi seberapa dalam kita menjalaninya.
