Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Sanjungan dan Kehormatan Penjilat: Antara Loyalitas dan Kepentingan

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:00 WIB Last Updated 2025-03-11T20:00:06Z


Dalam kehidupan, kita sering menemukan orang-orang yang memuji berlebihan demi kepentingan pribadi. Mereka bukan sekadar menghormati, tetapi menjilat demi keuntungan tertentu—baik dalam politik, pekerjaan, maupun pergaulan sosial.

Tetapi, apakah sanjungan dari seorang penjilat benar-benar mencerminkan nilai seseorang? Ataukah justru itu adalah perangkap yang membawa kehancuran?


1. Penjilat: Loyalitas atau Kepentingan?

Tidak semua pujian itu tulus. Ada dua jenis pujian:

  • Pujian yang jujur, yang diberikan karena seseorang memang memiliki kelebihan.
  • Pujian yang berlebihan (menjilat), yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Orang yang menjilat biasanya hanya setia selama ada keuntungan. Ketika kepentingannya tidak lagi terlayani, ia bisa berubah dan bahkan berkhianat.


2. Bahaya Sanjungan yang Berlebihan

  1. Membuat seseorang lupa diri
    Orang yang terus-menerus dipuji tanpa kritik bisa merasa selalu benar dan kehilangan kesadaran akan kesalahan. Akibatnya, ia jatuh dalam kesombongan dan kehancuran.

  2. Menghasilkan pemimpin atau atasan yang otoriter
    Dalam dunia politik dan pekerjaan, pemimpin yang dikelilingi penjilat sering kali tidak menerima kritik, merasa paling hebat, dan akhirnya gagal memimpin dengan bijak.

  3. Menjerumuskan dalam kesalahan
    Jika seseorang selalu menerima sanjungan palsu, ia mungkin akan mengambil keputusan yang salah karena merasa didukung, padahal hanya dimanfaatkan.


3. Bagaimana Mengenali Penjilat?

  • Berubah-ubah sikapnya – Hari ini memuji, besok bisa menusuk dari belakang.
  • Pujian berlebihan dan tidak realistis – Bahkan untuk hal yang sebenarnya biasa saja.
  • Selalu membenarkan, tidak pernah mengkritik – Walaupun jelas ada kesalahan.
  • Hanya ada saat menguntungkan – Tapi menghilang saat tidak ada manfaat bagi dirinya.

4. Kehormatan Sejati: Bukan dari Sanjungan, Tapi dari Integritas

Kehormatan sejati tidak datang dari pujian kosong, tetapi dari integritas dan kerja nyata.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Celakalah orang yang menjadi budak dinar, dirham, pakaian, dan sanjungan." (HR. Bukhari)

Orang yang terhormat tidak membutuhkan penjilat, tetapi membutuhkan orang yang jujur yang berani memberikan kritik membangun.


Kesimpulan: Jangan Terjebak dalam Jilatan Manis

Sanjungan yang tulus adalah penghargaan. Tapi sanjungan dari penjilat adalah racun.

Lebih baik memiliki orang yang jujur meskipun sering mengkritik, daripada dikelilingi oleh penjilat yang hanya setia saat ada keuntungan. Kehormatan sejati bukan berasal dari seberapa banyak kita dipuji, tetapi dari seberapa besar manfaat yang kita berikan untuk orang lain.

"Jangan terlena dengan sanjungan palsu, karena yang memujimu hari ini bisa jadi orang yang menjatuhkanmu besok."