Aceh, provinsi paling barat di Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dari masa kerajaan hingga konflik bersenjata, Aceh telah melewati berbagai tahap perjuangan untuk mencapai kesatuan dan keadilan.
*Masa Kerajaan (13-19 M)*
Aceh memiliki sejarah kerajaan yang panjang, dimulai dari Kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-13. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam terkuat di Nusantara. Pada abad ke-16, Aceh menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara.
*Masa Kolonial (19-1945 M)*
Pada abad ke-19, Aceh menjadi target kolonial Belanda. Perang Aceh (1873-1904) merupakan salah satu perang kolonial terpanjang di Indonesia. Aceh berhasil mempertahankan kemerdekaannya selama beberapa dekade, tetapi akhirnya jatuh ke tangan Belanda.
*Masa Kemerdekaan (1945-1950 M)*
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Aceh menjadi bagian dari Republik Indonesia. Namun, Aceh masih menghadapi tantangan dari Belanda yang berusaha mempertahankan koloninya.
*Masa Konflik Bersenjata (1976-2005 M)*
Pada tahun 1976, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) diproklamasikan, menandai awal konflik bersenjata antara GAM dan pemerintah Indonesia. Konflik ini berlangsung selama hampir tiga dekade, menyebabkan ribuan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
*Masa Damai dan Rekonstruksi (2005-Sekarang)*
Pada tahun 2005, pemerintah Indonesia dan GAM menandatangani Perjanjian Damai Helsinki, menandai akhir konflik bersenjata. Sejak itu, Aceh telah mengalami proses rekonstruksi dan rehabilitasi, termasuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
*Kesimpulan*
Sejarah Aceh dalam bingkai NKRI merupakan perjalanan panjang menuju kesatuan dan keadilan. Dari masa kerajaan hingga konflik bersenjata, Aceh telah melewati berbagai tahap perjuangan. Namun, dengan kesabaran, kegigihan, dan komitmen terhadap NKRI, Aceh telah berhasil mencapai damai dan stabilitas.