Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Aceh Timur: Pendidikan, Adat, dan Tantangan Identitas di Era Digital

Senin, 14 April 2025 | 02:28 WIB Last Updated 2025-04-13T19:51:22Z


Aceh Timur: Pendidikan, Adat, dan Tantangan Identitas di Era Digital

Aceh Timur bukan sekadar wilayah administratif. Ia adalah ruang hidup yang menyimpan jejak peradaban panjang: dari tradisi intelektual Islam yang tumbuh di dayah-dayah klasik hingga adat istiadat yang mengakar dalam sistem mukim. Namun kini, di tengah terpaan era digital, Aceh Timur menghadapi pertanyaan besar: akankah warisan ini terus hidup, atau hanya menjadi memori yang tergerus zaman?

Dayah dan Pendidikan Non-Formal: Pilar Pembentukan Karakter

Dayah di Aceh Timur sejak lama menjadi pusat pembinaan moral dan spiritual. Di sinilah generasi muda dulu belajar tentang adab, tauhid, fiqh, hingga tata cara hidup dalam masyarakat. Banyak tokoh Aceh yang lahir dari sistem pendidikan dayah ini—mereka menjadi ulama, pemimpin, dan penjaga nilai.

Namun saat ini, tantangan digital mulai merasuk ke jantung sistem ini. Banyak generasi muda yang lebih tertarik pada dunia maya dibandingkan majelis ilmu. Teknologi sering kali menjadi candu, bukan alat. Di sinilah peran dayah perlu diperluas: tidak hanya sebagai lembaga keagamaan, tapi juga pusat literasi digital yang berakar pada nilai-nilai lokal.

Adat yang Terpinggirkan oleh Modernitas

Adat Aceh Timur dahulu mampu menyelesaikan konflik, menata relasi sosial, dan menjadi pedoman hidup. Namun kini, adat mulai terpinggirkan dalam dinamika masyarakat modern. Banyak nilai lokal digantikan oleh gaya hidup global yang serba instan dan materialistik.

Padahal, jika adat dimodernisasi tanpa kehilangan ruhnya, ia bisa menjadi filter budaya digital. Mukim, keuchik, dan tengku bisa berperan sebagai pengarah dalam dunia yang kehilangan arah.