Asal Usul Nama Boh Rambôt di Aceh: Jejak Sejarah dalam Nama yang Kita Lupakan
Oleh: Azhari
Aceh tak hanya kaya akan sejarah, tapi juga penuh teka-teki dalam nama-nama tempatnya. Salah satunya adalah sebuah nama yang sering kita dengar, tapi jarang kita renungkan: Boh Rambôt. Sebuah gampông, nama kebun, bahkan kerap menjadi penanda lokasi. Tapi pernahkah kita bertanya, dari mana sebenarnya asal-usul nama "Boh Rambôt" itu?
Nama ini terdengar sederhana: "boh" berarti buah, dan "rambôt" adalah nama pohon atau tanaman yang tak asing. Namun, ketika kita menyelami lebih dalam, ia menyimpan kisah lokal, warisan agrikultur, bahkan kemungkinan jejak kolonialisme atau akulturasi.
Antara Buah Rambôt dan Identitas Lokal
Secara literal, "Boh Rambôt" mungkin merujuk pada suatu jenis tanaman yang tumbuh melimpah di satu wilayah tertentu. Beberapa orang tua Aceh menyebut "boh rambôt" sebagai nama lama untuk buah rambutan hutan, atau jenis buah lain yang dulu banyak ditemukan di kawasan itu. Tempat dinamai sesuai tumbuhan yang mendominasi, karena dalam cara pandang masyarakat agraris, alam adalah penentu identitas ruang.
Namun menariknya, tak jarang pula nama itu merujuk bukan sekadar buah, tapi juga pada sejarah tempat—mungkin kawasan itu dulunya adalah ladang yang terkenal subur, tempat persinggahan, atau bahkan lokasi konflik tertentu.
Jejak Kolonialisme dan Bahasa
Ada teori menarik yang mengaitkan kata "rambôt" dengan penyebutan asing—seperti pengaruh Belanda atau Portugis dalam menyerap istilah lokal menjadi penamaan tempat. Kata "rambôt" bisa saja berasal dari bahasa Aceh sendiri yang mengalami transformasi fonetik, atau bisa juga merupakan akulturasi dari kata asing yang terdengar mirip. Dalam bahasa Prancis, misalnya, "rambo" berarti berkerut atau rimbun, meski konteks ini tentu spekulatif dan perlu penggalian linguistik lebih lanjut.
Tapi yang pasti, setiap nama tempat di Aceh tidak muncul tanpa kisah. Nama-nama seperti Lamteuba, Blang Bintang, atau Boh Rambôt selalu terkait dengan sejarah kecil yang kita abaikan.
Mengapa Ini Penting?
Nama tempat adalah arsip yang hidup. Ia menyimpan memori kolektif, penanda identitas lokal, dan warisan budaya. Sayangnya, banyak generasi muda yang tumbuh tanpa memahami asal-usul kampungnya sendiri. Kita hafal nama-nama kota besar dunia, tapi tak tahu makna dari nama dusun sendiri.
Boh Rambôt bisa menjadi simbol kealpaan kita terhadap akar. Ia adalah satu dari banyak nama yang nyaris menjadi sekadar "lokasi", tanpa makna, tanpa narasi. Padahal, di balik itu bisa jadi ada cerita tentang pohon keramat, pertapaan lama, tempat singgah ulama, atau ladang perjuangan para pejuang Aceh.
Penutup: Saatnya Menghidupkan Kembali Nama-Nama Lama
Menyelami asal-usul nama seperti Boh Rambôt bukanlah sekadar nostalgia. Ini adalah bagian dari gerakan merawat sejarah dan identitas. Kita perlu kembali menulis, mendengar kisah orang tua, meneliti jejak lisan, dan merekam memori yang masih tersisa.
Jangan biarkan nama-nama seperti Boh Rambôt hilang makna. Karena saat nama kehilangan cerita, maka hilanglah sebagian dari jati diri kita.