Di Bireuen, aroma kripik pedas dan gurih masih setia hadir dalam setiap sudut warung kopi dan pasar tradisional. Kripik singkong, pisang, hingga emping melinjo menjadi bagian dari identitas kuliner daerah ini. Tapi di tengah kemajuan zaman dan persaingan produk dari luar daerah, kripik Bireuen menghadapi tantangan besar: bagaimana agar bisa bersaing secara nasional bahkan internasional, tanpa kehilangan akar tradisinya?
Jawabannya sederhana namun mendesak: inovasi kemasan dan strategi digital.
Kemasan: Wajah Pertama Produk
Kemasan bukan sekadar pembungkus. Ia adalah representasi kualitas, cerita, dan profesionalisme produk. Di era digital, kemasan bahkan menjadi penentu apakah konsumen akan ‘klik beli’ atau ‘geser lewat’.
Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM di Bireuen yang memasarkan kripik dengan kemasan plastik polos atau mika tanpa label. Informasi produk tidak lengkap, tidak ada narasi cerita, dan kadang tak sesuai standar keamanan pangan. Ini menjadi penghalang serius untuk menembus pasar yang lebih luas, apalagi ekspor.
Padahal, kemasan yang inovatif dan menarik dapat meningkatkan nilai jual hingga dua kali lipat. Konsumen tak hanya membeli rasa, tetapi juga pengalaman, cerita, dan estetika.
Langkah Inovasi: Dari Tradisional ke Profesional
Beberapa langkah konkret yang bisa diambil oleh pelaku UMKM kripik Bireuen antara lain:
-
Desain Visual Modern Berbasis Budaya
Gunakan elemen lokal seperti motif Aceh, ilustrasi rencong, masjid kuno, atau legenda lokal sebagai identitas visual kemasan. Hal ini memperkuat diferensiasi dan membangun kebanggaan lokal. -
Informasi Produk yang Transparan
Cantumkan label komposisi, tanggal kedaluwarsa, izin PIRT/BPOM, logo halal, dan bahkan kode QR yang bisa menampilkan proses produksi lewat video atau profil produsen. -
Storytelling di Balik Produk
Setiap kripik punya cerita: siapa yang membuat, bagaimana resepnya diwariskan, dan nilai-nilai apa yang dijunjung. Cerita ini bisa ditulis di belakang kemasan atau diunggah di media sosial. -
Material Kemasan Ramah Lingkungan
Menggunakan plastik daur ulang, kertas kraft, atau bahan biodegradable bisa menjadi nilai tambah untuk pasar luar negeri yang peduli lingkungan.
Integrasi Digital: Dari Pasar Lokal ke Platform Global
Memiliki produk bagus dengan kemasan menarik belum cukup. Harus ada strategi digital yang tepat agar produk bisa ditemukan oleh pasar yang lebih luas.
-
Marketplace dan E-Commerce
Kripik Bireuen harus eksis di platform seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, bahkan Amazon atau Etsy. Pelaku UMKM bisa bekerja sama dengan anak muda digital-savvy untuk mengelola toko online mereka. -
Media Sosial dan Influencer Lokal
Kampanye lewat TikTok, Instagram, dan Facebook bisa menciptakan brand awareness. Kolaborasi dengan food vlogger Aceh dan nasional dapat meningkatkan eksposur. -
Pendaftaran Merek dan Legalitas Ekspor
Merek yang sudah terdaftar di HAKI, sertifikat halal, dan izin ekspor dari Bea Cukai akan membuka peluang masuk ke toko oleh-oleh bandara, hotel, atau diaspora Aceh di luar negeri.
Dukungan Pemerintah dan Lembaga Keuangan
Inovasi tak bisa berjalan sendirian. Pemerintah daerah dan lembaga pendamping UMKM memiliki peran vital dalam:
- Bimtek Desain dan Standar Kemasan
- Fasilitasi Cetak Kemasan Berkualitas
- Pendaftaran Merek Kolektif
- Akses Kredit Lunak untuk UMKM Pengolah Pangan
- Fasilitasi Sertifikasi Halal dan Izin Edar
Selain itu, pemerintah bisa mendorong program "Satu Gampong, Satu Produk Premium" sebagai gerakan industrialisasi ringan berbasis komunitas. Kripik khas dari tiap desa bisa menjadi produk unggulan, dipasarkan secara kolektif dengan brand yang kuat.
Menuju Nasional dan Internasional: Strategi ‘Go Global’
Beberapa strategi untuk membawa kripik Bireuen ke pasar lebih luas antara lain:
-
Kolaborasi Diaspora Aceh di Malaysia, Timur Tengah, dan Eropa
Diaspora bisa menjadi duta promosi sekaligus distributor awal di luar negeri. -
Pameran Produk UMKM di Luar Daerah
Dinas perdagangan harus rutin mengirim pelaku UMKM ke pameran di Jakarta, Surabaya, Kuala Lumpur, dan Dubai. -
Kemitraan dengan Travel Agent, Hotel, dan Maskapai
Kripik Aceh bisa menjadi souvenir pack di pesawat, atau snack khas di hotel berbintang di Bali, Jakarta, bahkan Mekkah. -
Konsorsium UMKM Kripik Bireuen
Gabungan pelaku kripik untuk standarisasi produksi, pengemasan massal, dan logistik kolektif, agar siap melayani pesanan besar dengan mutu terjaga.
Penutup: Dari Kampung ke Dunia
Kripik Bireuen bukan sekadar camilan. Ia adalah warisan budaya, kreativitas lokal, dan simbol ekonomi rakyat. Inovasi kemasan dan digitalisasi adalah jembatan emas agar warisan ini tidak hanya bertahan, tapi berjaya di panggung nasional dan internasional.
Kini saatnya semua elemen—UMKM, desainer muda, pemerintah, dan masyarakat—bergandengan tangan. Jadikan kripik Bireuen sebagai ikon kebangkitan ekonomi kreatif Aceh yang tidak hanya dikenal di dunia maya, tapi juga di dunia nyata. Dari meja warung, ke meja makan dunia.