Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Jangan Lupa Diri Selagi Ada: Refleksi tentang Kehidupan yang Sementara

Minggu, 06 April 2025 | 23:45 WIB Last Updated 2025-04-08T05:16:01Z

 
Ungkapan "jangan lupa diri selagi ada" merupakan nasihat bijak yang relevan sepanjang masa.  Ia mengingatkan kita akan kefanaan hidup dan pentingnya menjaga keseimbangan di tengah gelimang nikmat duniawi.  Kehidupan manusia bagaikan roda yang berputar;  kadang di atas,  kadang di bawah.  Kemakmuran dan kesuksesan bukanlah jaminan abadi,  dan kesenangan duniawi hanyalah sementara.
 
Nasihat ini mengajak kita untuk selalu mengingat asal usul,  untuk tidak melupakan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilalui untuk mencapai titik keberhasilan saat ini.  Sikap rendah hati dan bersyukur menjadi kunci agar kita tidak terlena oleh kesuksesan dan tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita.  Keangkuhan dan kesombongan hanya akan menjauhkan kita dari kebaikan dan kasih sayang.
 
Selain mengingat asal usul,  menjaga hati juga menjadi hal yang krusial.  Hati yang bersih dan tulus akan membimbing kita untuk bertindak bijak dan adil.  Jangan sampai kesenangan duniawi menumpulkan kepekaan kita terhadap sesama dan mengikis nilai-nilai kemanusiaan.  Kehidupan yang bermakna bukan hanya diukur dari materi,  tetapi juga dari kebaikan dan kontribusi yang kita berikan kepada orang lain.
 
Nikmat yang kita rasakan saat ini hanyalah sementara.  Kesehatan,  kekayaan,  dan kesuksesan dapat hilang kapan saja.  Oleh karena itu,  kita perlu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk berbuat kebaikan,  untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,  dan untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang tak pasti.  Jangan sampai kita terlalai dan menyesal di kemudian hari.
 
Ungkapan "jangan lupa diri selagi ada" bukanlah sekadar nasihat,  melainkan sebuah renungan mendalam tentang arti kehidupan.  Ia mengajak kita untuk selalu rendah hati,  bersyukur,  dan bijak dalam menjalani kehidupan yang sementara ini.  Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk menjaga hati,  mengingat asal usul,  dan tidak terlena oleh nikmat dunia yang fana.
 
(