Komunikasi Rumah Tangga agar SAMAWA di Era Digital: Antara Layar dan Rasa
Oleh: azhari
Pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan, melainkan dua dunia yang harus menyatu dalam cinta, iman, dan komunikasi. Di era digital seperti hari ini, komunikasi rumah tangga menghadapi tantangan baru: kedekatan fisik yang kerap tergantikan oleh jarak emosional, meski tinggal serumah. Teknologi, yang seharusnya menjadi alat bantu, sering justru menjadi penghalang rasa.
Pertanyaannya: bagaimana menjaga komunikasi agar tetap menjadi jembatan menuju keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah di tengah gangguan notifikasi dan layar-layar kecil yang menyita perhatian?
Digital: Antara Kemudahan dan Ancaman
Tidak bisa dimungkiri, teknologi membawa banyak manfaat. Suami istri yang berjauhan tetap bisa bertukar kabar setiap saat. Foto keluarga bisa dibagikan sebagai ekspresi cinta. Nasihat agama dan motivasi rumah tangga bisa dikonsumsi bersama lewat konten digital.
Namun di sisi lain, teknologi juga membawa jebakan yang berbahaya. Banyak pasangan yang sibuk memoles citra rumah tangga di media sosial, namun miskin percakapan di ruang makan. Banyak pula yang mulai membandingkan rumah tangganya dengan konten pasangan lain, lalu merasa kurang, lalu bertengkar.
Lebih parah, tak sedikit rumah tangga hancur karena perselingkuhan digital—dimulai dari DM iseng, chatting yang semula basa-basi, hingga keterikatan emosional yang diam-diam tumbuh di luar ikatan sah.
Komunikasi: Nafas Rumah Tangga
Dalam Islam, Rasulullah SAW adalah teladan agung dalam membangun rumah tangga. Beliau berdialog dengan istri-istrinya, mendengarkan keluhan, memberi candaan, bahkan membantu pekerjaan rumah. Beliau tidak hanya menjadi pemimpin, tapi juga teman bicara.
Komunikasi bukan sekadar bicara, tetapi mendengar dengan hati, memahami dengan empati, dan menanggapi dengan kasih. Ini nilai yang harus dirawat, terutama saat dunia digital membuat kita lebih mudah sibuk dengan hal-hal di luar rumah.
Jangan sampai yang jauh terasa dekat, tapi yang dekat terasa jauh.
Tiga Pilar Komunikasi SAMAWA di Era Digital
-
Jujur dan Terbuka
Keterbukaan adalah fondasi. Jangan ada password yang disembunyikan, jangan ada notifikasi yang ditutup-tutupi. Pasangan bukan musuh, melainkan sekutu untuk saling menjaga. Kejujuran menciptakan rasa aman yang memperkuat cinta. -
Atur Waktu Digital dan Waktu Keluarga
Buat kesepakatan: waktu makan tanpa HP, waktu malam untuk bicara dari hati ke hati. Ciptakan ruang sunyi dari gadget untuk saling menatap dan menyentuh. Teknologi tidak boleh mencuri momen-momen sakral dalam rumah tangga. -
Gunakan Teknologi untuk Menguatkan, Bukan Menggoda
Kirimkan pesan cinta di sela aktivitas, ajak pasangan mengikuti kajian daring bersama, atau buat folder foto kenangan keluarga. Jangan hanya gunakan gadget untuk kerja dan hiburan pribadi. Jadikan ia alat memperkuat ikatan, bukan merenggangkannya.
Ketahanan Rumah Tangga adalah Pilar Peradaban
Keluarga yang kokoh lahir dari komunikasi yang sehat. Rumah tangga yang SAMAWA tidak terwujud dari mewahnya rumah atau viralnya konten kebersamaan, tetapi dari komitmen saling memahami di tengah tantangan zaman.
Allah SWT berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang...”
(QS. Ar-Rum: 21)
Tenteram tak bisa dibeli, ia tumbuh dari komunikasi yang jujur, santun, dan sabar. Sayang bukan hanya ucapan, tapi perhatian yang dirawat lewat percakapan. Dan cinta bukan hanya rasa, tapi keputusan untuk terus memperbaiki diri bersama.
Penutup: Dari Layar ke Hati
Era digital adalah kenyataan. Tapi jangan biarkan ia mengambil alih kendali. Jangan biarkan teknologi menjadi tembok antara dua hati yang seharusnya bersatu. Komunikasi adalah jembatan menuju SAMAWA, dan jembatan itu harus dibangun setiap hari, bukan hanya saat ada masalah.
Saatnya kembali dari layar ke hati. Karena cinta sejati, sebagaimana rumah tangga yang berkah, dimulai dari komunikasi yang jujur, hangat, dan penuh rahmat.