Pemuda dan Pemerintahan: Pilar Masa Depan Pembangunan Pidie Jaya
Oleh: [Nama Penulis]
Pidie Jaya, sebagai salah satu kabupaten muda di Aceh, menghadapi tantangan pembangunan yang tidak ringan. Sejak dimekarkan, daerah ini berjuang membangun identitas, meningkatkan infrastruktur, memperkuat ekonomi lokal, dan menyejahterakan masyarakatnya. Dalam upaya tersebut, salah satu elemen yang paling krusial namun kerap dilupakan adalah keterlibatan pemuda secara aktif dalam pemerintahan. Padahal, pemuda adalah pilar utama yang dapat membawa Pidie Jaya keluar dari stagnasi menuju kemajuan yang progresif.
Keterlibatan Pemuda: Bukan Pilihan, Melainkan Keniscayaan
Pembangunan yang berkelanjutan menuntut partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Namun, realitas menunjukkan bahwa keterlibatan pemuda dalam proses pemerintahan masih sangat terbatas. Mereka kerap hanya dijadikan simbol dalam acara seremonial, bukan sebagai mitra dalam pengambilan kebijakan. Ini merupakan kehilangan besar bagi daerah seperti Pidie Jaya yang memiliki sumber daya manusia muda yang potensial.
Sudah saatnya pemerintah daerah memandang pemuda bukan sebagai objek pembangunan, tetapi sebagai subjek yang mampu merancang, melaksanakan, dan mengawal pembangunan. Dalam konteks inilah, partisipasi pemuda dalam pemerintahan bukan sekadar penting, tetapi mutlak diperlukan.
Potensi Pemuda Pidie Jaya di Tengah Era Digital
Generasi muda hari ini tumbuh di tengah gelombang digitalisasi yang membuka peluang luar biasa. Mereka tidak hanya paham teknologi, tetapi juga memiliki akses pada pengetahuan global, jejaring sosial, dan inovasi. Pemerintah Pidie Jaya harus menangkap potensi ini sebagai kekuatan untuk membenahi sistem pemerintahan yang lebih efisien, transparan, dan responsif.
Langkah strategis yang bisa diambil antara lain: membentuk forum konsultatif pemuda daerah, melibatkan pemuda dalam Tim Inovasi Daerah (TID), serta membuka jalur rekrutmen terbuka untuk posisi strategis di tingkat SKPK yang memungkinkan partisipasi anak muda yang kompeten.
Dari Gampong Menuju Kabupaten: Pemuda sebagai Agen Perubahan
Pembangunan di Pidie Jaya bermula dari gampong. Di sinilah seharusnya pemuda dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Musyawarah Rencana Pembangunan Gampong (Musrenbang) harus menjadikan pemuda sebagai salah satu kelompok prioritas yang pendapatnya diakomodasi. Begitu pula dalam pengelolaan dana desa dan pengembangan BUMG, pemuda harus diberi ruang mengelola, merancang program, serta menjadi pengawas sosial.
Pemerintah kabupaten juga dapat mendorong terbentuknya koperasi pemuda, pelatihan kewirausahaan digital, serta program magang pemerintahan berbasis desa, yang memungkinkan pemuda belajar langsung tentang tata kelola publik.
Investasi Politik dan Kepemimpinan Pemuda
Pemimpin tidak lahir dalam ruang hampa. Ia ditempa oleh pengalaman, diberi ruang untuk gagal dan bangkit, serta dipupuk dengan tanggung jawab. Pidie Jaya membutuhkan strategi regenerasi kepemimpinan yang berani memberi kepercayaan kepada anak muda. Investasi ini bisa dimulai dengan menempatkan pemuda dalam posisi strategis non-politik, pelibatan mereka dalam drafting kebijakan, serta mendukung organisasi kepemudaan yang produktif dan independen.
Tentu saja, pemuda juga harus membekali diri dengan integritas, pengetahuan, dan kesadaran akan tanggung jawab publik. Peran pemerintah adalah menciptakan ruang yang sehat untuk pertumbuhan tersebut.
Menutup Celah Apatisme dan Radikalisme
Ketika pemuda tidak diberi ruang, dua hal yang bisa terjadi: mereka menjadi apatis terhadap pemerintahan, atau mereka mencari jalan radikal untuk mengekspresikan ketidakpuasan. Keduanya adalah kerugian besar bagi daerah. Oleh sebab itu, keterlibatan aktif pemuda dalam pemerintahan juga menjadi strategi preventif untuk menjaga stabilitas sosial dan memperkuat kohesi masyarakat.
Penutup: Menuju Pidie Jaya yang Inklusif dan Maju
Pidie Jaya tidak akan maju hanya dengan infrastruktur megah dan data statistik. Daerah ini membutuhkan energi baru: semangat, kreativitas, dan keberanian generasi muda. Pemerintah daerah, terutama di bawah kepemimpinan saat ini, harus berani membuka ruang kolaboratif yang setara bagi pemuda—bukan sekadar token partisipasi, melainkan keikutsertaan nyata dalam membangun masa depan.
Pemuda bukan hanya harapan nanti, tetapi kekuatan hari ini. Jika diberdayakan, mereka bukan hanya menjadi saksi pembangunan Pidie Jaya, tetapi penggerak utama perubahan itu sendiri.