Opini | Refleksi Tgk Dayah dalam Membina SDM dan Tantangan Era Digital
Oleh: Azhari
Di tengah kemajuan zaman dan derasnya arus digitalisasi, posisi Tgk Dayah (ulama dan pengasuh pesantren tradisional di Aceh) tetap menjadi pilar penting dalam membentuk karakter dan kecerdasan spiritual masyarakat. Dalam masyarakat Aceh, Tgk Dayah bukan hanya pendidik, tapi juga penjaga nilai, moral, dan peradaban Islam. Namun, memasuki era digital yang serba cepat dan terbuka, tantangan yang dihadapi oleh para Tgk Dayah dalam membina Sumber Daya Manusia (SDM) juga semakin kompleks.
Membina Manusia, Bukan Sekadar Mengajar
Peran Tgk Dayah selama ini telah terbukti mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara keilmuan agama, tetapi juga memiliki integritas, etika, dan kedalaman spiritual. Santri-santri dari dayah tumbuh dengan nilai tawadhu', adab, dan kedisiplinan yang menjadi fondasi penting dalam menghadapi dunia luar. Namun, dalam konteks kekinian, peran tersebut perlu diperluas—bukan hanya membina akhlak, tetapi juga menyiapkan SDM yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Kita berada dalam era di mana disinformasi, budaya instan, dan degradasi moral mudah tersebar melalui media sosial. Tanpa penguatan karakter dan literasi digital yang memadai, generasi muda Aceh akan mudah hanyut dalam gelombang globalisasi yang tidak terkendali. Di sinilah peran Tgk Dayah semakin relevan—bukan sebagai benteng yang menutup diri dari perubahan, tetapi sebagai penuntun yang membekali umat untuk menyaring, memahami, dan merespons zaman dengan nilai Islam.
Tantangan Era Digital: Antara Manfaat dan Bahaya
Digitalisasi adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia membuka peluang besar untuk belajar, berjejaring, dan menyebarkan dakwah. Banyak Tgk Dayah kini telah mulai memanfaatkan platform digital untuk menyampaikan tausiah, mengajar kitab kuning, bahkan membuka forum diskusi daring. Namun di sisi lain, teknologi juga menghadirkan tantangan serius seperti pornografi digital, radikalisme daring, konten kekerasan, hingga krisis identitas keagamaan.
Santri kini tidak hanya bergumul dengan kitab, tapi juga dengan gadget di tangan. Jika tidak ada pendampingan yang tepat, teknologi yang seharusnya jadi alat bantu bisa menjadi alat perusak. Maka, dayah dan para Tgk perlu membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya berbasis kitab, tetapi juga berbasis digital yang terarah dan terjaga.
Kebutuhan Reformasi Kultural dan Kurikulum
Sebagian tantangan juga terletak pada struktur dan pendekatan pendidikan dayah itu sendiri. Banyak dayah masih berpegang pada metode lama yang belum terintegrasi dengan kebutuhan zaman. Reformasi kurikulum menjadi penting—tanpa meninggalkan ruh keilmuan klasik, namun membuka ruang untuk pengembangan kemampuan literasi digital, manajemen, kepemimpinan, kewirausahaan, dan teknologi.
Sudah saatnya para Tgk juga mulai melihat pendidikan sebagai sarana membangun SDM Aceh yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Jika dulu santri hanya disiapkan menjadi ulama, kini mereka juga perlu dibekali untuk menjadi pemimpin, pendidik, enterpreneur, dan inovator yang membawa nilai Islam ke ruang-ruang strategis bangsa.
Menjaga Otoritas dan Relevansi
Tantangan terbesar di era digital bukan hanya soal teknologi, tapi soal otoritas keilmuan. Masyarakat kini lebih mudah percaya pada “ustaz viral” ketimbang ulama yang bertahun-tahun menimba ilmu secara mendalam. Di sinilah pentingnya Tgk Dayah untuk memperkuat peran publik mereka—membangun kehadiran di ruang digital, memperluas dakwah, dan menunjukkan bahwa ulama tradisional tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman.
Kehadiran Tgk Dayah di media sosial, podcast, YouTube, hingga platform pembelajaran daring akan memperkuat pengaruh moral dan mempersempit ruang bagi penyimpangan ideologi keagamaan.
Penutup: Membina Generasi Zaman Baru dengan Nilai Lama yang Kokoh
Tugas Tgk Dayah hari ini jauh lebih berat daripada masa lalu. Mereka tidak hanya harus membina akhlak dan ilmu agama, tapi juga membekali generasi muda dengan kecakapan abad 21. Dalam menghadapi era digital, Tgk Dayah harus menjadi pelita di tengah kegelapan informasi dan penjaga nilai dalam derasnya arus perubahan.
Dengan tetap menjaga otoritas keilmuan, membuka diri pada pembaruan, dan berani menjawab tantangan zaman, Tgk Dayah akan terus menjadi garda terdepan dalam membina SDM Aceh yang unggul secara spiritual, intelektual, dan sosial.